Minggu, 30 April 2017

PEMANFAATAN LIMBAH JEROAN IKAN SIDAT (Anguilla sp) SEBAGAI CAMPURAN PAKAN AYAM KAMPUNG DI DESA DERMASANDI KAB. TEGAL TAHUN 2016


PEMANFAATAN LIMBAH JEROAN IKAN SIDAT
(Anguilla sp) SEBAGAI CAMPURAN PAKAN AYAM KAMPUNG
DI DESA DERMASANDI KAB. TEGAL
TAHUN 2016

BIDANG SAINS, TEKNOLOGI, MATEMATIKA DAN REKAYASA
Description: C:\Users\USER\Pictures\foto\Screenshot_2016-05-30-18-44-10.jpg

Disusun oleh :
1.       Fikri Hanan Ikbar  NIS. 158971
2.       Rizka Amaliyah     NIS. 158983



PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMA NEGERI 1 PANGKAH
Jl. Raya Kalikangkung, Kec. Pangkah, Kab. Tegal Telp. (0283442274) Kode Pos 52471
TAHUN 2016





LEMBAR PENGESAHAN

1.      Judul : Pemanfaatan Limbah Jeroan Ikan Sidat (Anguilla sp) Sebagai Campuran Pakan Ayam Kampung Di Desa Dermasandi Kab. Tegal Tahun 2016

2.      Identitas Peneliti :
Nama         :  1. Fikri Hanan Ikbar             NIS. 158971
                     2. Rizka Amaliyah               NIS. 158983
Sekolah     : SMA Negeri 1 Pangkah

3.      Lokasi Penelitian   : Desa Dermasandi Kec. Pangkah Kab. Tegal

4.      Lama Penelitian    : 3 minggu (29 Agustus - 24 September 2016)


Karya Ilmiah Laporan Hasil Penelitian dengan judul tersebut di atas telah disetujui dan disahkan pada tanggal 26 September 2016.



Pangkah, 26 September 2016
Penulis




Fikri Hanan Ikbar                                Rizka Amaliyah
NIS. 158971                                       NIS. 158983

Mengesahkan,
                 Kepala SMA N 1 Pangkah                                         Pendamping,




Siti Ati, S.Pd                                                   Siti Suharti, S.Pd
NIP. 19720116 199702 2 001                                    NIP. 19730413 200604 2 017





 PERNYATAAN ORISINALITAS DAN STATUS NASKAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :
            Nama               :  1. Fikri Hanan Ikbar  NIS. 158971
                                       2. Rizka Amaliyah     NIS. 158983
            Sekolah           :  SMA Negeri 1 Pangkah
            Kelas               :  XI IPA 2
            Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah penelitian yang kami buatdengan judul :
“Pemanfaatan Limbah Jeroan Ikan Sidat (Anguilla sp) Sebagai Campuran Pakan Ayam Kampung Di Desa Dermasandi Kab. Tegal Tahun 2016”
adalah benar-benar asli, bukan jiplakan orang lain dan belum pernah dilombakan.
Demikian pernyataan ini kami buat dan apabila ternyata karya ilmiah ini tidak asli, saya bersedia dituntut sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Pangkah, 26 September 2016
Penulis



Fikri Hanan Ikbar                                Rizka Amaliyah
NIS. 158971                                       NIS. 158983

Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Pangkah



Siti Ati, S.Pd
NIP. 19720116 199702 2 001




ABSTRAK
“Pemanfaatan Limbah Jeroan Ikan Sidat (Anguilla sp) Sebagai Campuran Pakan Ayam Kampung Di Desa Dermasandi Kab. Tegal Tahun 2016”

Fikri Hanan Ikbar dan Rizka Amaliyah

Masyarakat Dermasandi menganggap limbah hanya buangan yang tidak bermanfaat dan tidak bernilai ekonomis, padahal limbah juga dapat bermanfaat dan bernilai ekonomis. Seperti halnya pada limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp), ikan ini  berpotensi sebagai campuran pakan ternak unggas, khususnya pada ayam kampung. Karena limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp)  ini memiliki kandungan protein yang sangat tinggi.Pemberian pakan limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp)  dengan campuran daun pepaya muda untuk menambah berat dadan dan menjaga kesehatan ayam kampung.
Penelitian ini menerapkan metode eksperimental dengan menggunakan limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) dan campuran daun pepaya muda yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas berternak ayam.Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan proses pengolahan pakan ayam dengan campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) dan daun pepaya muda serta mendeskripsikan perubahan berat badan ayam dengan pemberian pakan campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) dan daun pepaya muda.





Kata kunci : Limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp), campuran pakan ayam.






KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmat-Nya sehingga penulisan karya ilmiah dengan judul “Pemanfaatan Limbah Jeroan Ikan Sidat (Anguilla sp) sebagai Campuran Pakan Ayam Kampung di desa Dermasandi Kab. Tegal Tahun 2016” dapat diselesaikan.
            Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi di kalangan peternak ayam khususnya untuk meningkatkan kualitas dalam beternak ayam.
            Penulis menyadari karya ilmiah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu demi terwujudnya penulisan karya ilmiah ini.
            Penulis juga menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah masih jauh dari sempurna untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dimasa mendatang.
            Akhirnya penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan para peternak ayam.

Penulis






DAFTAR ISI






DAFTAR GAMBAR
                                                                                                       






DAFTAR TABEL

Tabel 1. Waktu dan kegiatan pelaksanaan penelitian. 17
Tabel 2. Berat badan pada ayam kampung selama penelitian 1 minggu. 18
Tabel 3. Rerata berat badan pada ayam dalam 1 minggu 18




DAFTAR LAMPIRAN






BAB I
PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang
Masyarakat indonesia banyak yang belum dapat memanfaatkan limbah dengan baik. Masyarakat menganggap limbah hanya buangan yang dihasilkan dari proses produksi baik produksi industri maupun produksi domestik. Limbah ini pada suatu saat dan tempat tertentu dapat menjadi barang yang dikehendaki lingkungan karena memiliki nilai ekonomis. Hal ini juga terjadi di desa Dermasandi, Kab. Tegal yang bermata pencaharian pengolahan ikan asap yang lebih dikenal dengan sebutan larak dari jenis ikan sidat (Anguilla sp).
Ikan-ikan yang akan diolah menjadi ikan asap hanya diambil bagian dagingnya saja, sehingga menghasilkan banyak limbah. Padahal limbah ikan ini memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Memang masyarakat Dermasandi belum mengetahui dan memanfaatkan limbah ikan untuk keperluan lain. Limbah ikan hanya di buang begitu saja, sehingga sering menimbulkan bau yang tidak sedap disekitarnya.
Selain sebagai pengolah ikan asap, di desa Dermasandi juga banyak dipelihara hewan ternak seperti ayam kampung. Ayam-ayam ini belum terpelihara secara baik, dengan makan seadanya. Ayam yang ada terlihat sangat kurus, padahal disekelilingnya banyak protein yang bisa dimanfaatkan.
Maka dari itu kami mencoba memanfaatkan limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) untuk campuran pakan ayam, dengan harapan dapat mengurangi masalah limbah dan meningkatkan kualitas pakan ayam sehingga berat badan ayam menjadi meningkat.

1.2            Rumusan Masalah

Ÿ  Bagaimanakah proses pengolahan pakan ayam dengan campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) dan daun pepaya muda?
Ÿ  Seberapa besar perubahan berat badan ayam dengan pemberian pakan campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) dan daun pepaya muda?

1.3            Tujuan

·       Mendeskripsikan proses pengolahan pakan ayam dengan campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) dan daun pepaya muda.
·       Mendeskripsikan perubahan berat badan ayam dengan pemberian pakan campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) dan daun pepaya muda.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan perikanan masih cukup tinggi, yaitu sekitar 20-30 persen. Produksi ikan yang telah mencapai 6.5 juta ton pertahun. Hal ini berarti sekitar 2 juta ton terbuang sebagai limbah. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan perikanan adalah berupa (Annonymousa, 2010):
  1. Ikan curah yang bernilai ekonomis rendah sehingga belum banyak dimanfaatkan sebagai pangan,
  2. Bagian daging ikan yang tidak dimanfaatkan dari rumah makan, rumah tangga, industri pengalengan, atau industri pemiletan,
  3. Ikan yang tidak terserap oleh pasar, terutama pada musim produksi ikan      melimpah, dan
  4. Kesalahan penanganan dan pengolahan.
Berdasarkan karakternya limbah dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu limbah yang masih dapat dimanfaatkan dan sudah tidak dapat dimanfaatkan. Limbah perikanan berbentuk padatan, cairan dan gas. Limbah tersebut ada yang berbahaya dan sebagian lagi beracun. Limbah padatan memiliki ukuran bervariasi, mulai beberapa mikron hingga beberapa gram atau kilogram (Annonymous, 2010). 
Menurut Nelson (1994) ikan sidat diklasifikasikan sebagai berikut:
Filum              : Chordata
Kelas              : Actinopterygii
Subkelas         : Neopterygii
Division          : Teleostei
Ordo               : Anguilliformes
Famili             : Anguillidae
Genus             : Anguilla
Species           : Anguilla sp.

Nama spesies : Anguilla sp

Sidat (Anguilla sp) merupakan ikan konsumsi yang memiliki nilai ekonomis penting baik untuk pasar lokal maupun luar negeri. Permintaan pasar akan ikan sidat sangat tinggi mencapai 500.000 ton per tahun terutama dari Jepang dan Korea, pemasok utama sidat adalah China dan Taiwan (Anonim, 2006). Sidat yang dikenal dengan ’unagi’ di Jepang sangat mahal harganya karena memiliki kandungan protein 16,4% dan vitamin A yang tinggi sebesar 4700IU (Pratiwi, 1998)

2.2   Daun Pepaya Muda Untuk Tambahan Pakan
Tanaman pepaya hampir semua bagiannya mulai dari akar, daun, getah sampai biji secara empiris sudah dipergunakan sebagai antelmetik. Diduga, zat aktif dalam pepaya adalah papain, karpain dan karposit. Papain melemaskan cacing dengan cara merusak protein tubuh cacing dan cacing akan keluar dalam keadaan hidup. 
Pemeriksaan efek antelmentik papain kasar terhadap cacing lambung Haemonchus contortus secara in vivo pada ayam  terinfeksi dilakukan. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian papain kasar sampai 0,6 g / kg bobot badan menyebabakan penurunan jumlah cacing dan telurnya.
Ipteknet (2007) menyatakan bahwa tanaman papaya mengandung papain yang dapat memanjangkan daya cerna pepsin sehingga pencernaan lebih sempurna. Papain mempunyai daya anti cacing pita, cacing gelang, cacing keremi dan cacing tambang.
Enzim papain merupakan enzim yang terdapat dalam getah papaya. Enzim papain bersifat proteolitik yaitu mengkatalis ikatan peptida pada protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana seperti dipeptida asam amino. Kualitas getah sangat menentukan aktivitas proteolitik dan kualitas tersebut tergantung pada bagian tanaman asal tersebut. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, bagian tanaman yang mengandung getah dengan kualitas aktivitas proteolitik yang baik ada pada bagian buah, batang dan daun. Sifat enzim papain antara lain dapat bekerja optimum pada suhu antara 50 – 60 o C dan pH 5 – 7, serta memilki aktifitas proteolitik antara 70 – 1000 unit / gram. Aktivitas enzim selain dipengaruhi oleh proses pembuatannya juga dipengaruhi oleh umur dan jenis varietas pepaya yang digunakan.
Papain merupakan satu dari enzim paling kuat yang dihasilkan oleh seluruh bagian tanaman pepaya. Enzim adalah molekul kompleks yang diproduksi makhluk hidup untuk mempercepat reaksi kimia dalam sel. Pada pepaya, getah termasuk enzim proteolitik dan protein dasarnya memecah protein menjadi pepton. Kadar papain dan kimopapain dalam pepaya muda berturut-turut adalah 10 % dan 45 %. Kimopapain merupakan enzim yang paling banyak terdapat dalam getah pepaya. Daya kerjanya mirip dengan papain, tetapi mempunyai daya tahan panas yang lebih besar. Kimopapain lebih tahan terhadap keasaman tinggi, bahkan stabil dan masih aktif pd pH 2,0.
Kedua enzim ini memiliki kemampuan menguraikan ikatan-ikatan dalam molekul protein, sehingga protein terurai menjadi polipeptida dan dipeptida. Hal tersebut jika bekerja pada cacing maka enzimnya akan menguraikan protein tubuh cacing, sehingga cacing menjadi lemas dan akan dikeluarkan dalam keadaan hidup (vermifuga).
Karpain efektif dalam menghambat kinerja beberapa mikroorganisme. Karpain mencerna mikroorganisme dan mengubahnya menjadi senyawa turunan pepton. Inang pun kekurangan makanan danmati. Ramsamawy dan Sirsi menyatakan bahwa jumlah senyawa karpain dalam getah pepaya mencapai 0,4 % serta membuktikan bahwa dosis 0,01 % karpain dalam ethanol dapat menghambat perkembangan lymphoid dan lymphosis leukimia.
Karpain yang merupakan senyawa alkaloid, bekerja efektif mencerna mikroorganisme, sehingga inang kekurangan makanan. Hal tersebut juga terjadi pada cacing nematoda Haemonchus contortus. Akibat karpain, maka protein tubuh cacing dicerna, sehingga cacing akan lemas dan akan keluar dari tubuh inang dalam keadaan hidup (bekerja sebagai vermifuga). Menurut Ipteknet (2007) pada daun, akar dan buah terdapat karpain yang efektif sebagai anti cacing.
Karposit merupakan senyawa yang terdapat dalam getah pepaya. Kandungan karposit lebih banyak terdapat pada daun pepaya. Karposit mempunyai fungsi yang hampir sama dengan papain dan karpain. Karposit merupakan senyawa yang aktif sebagai peluruh cacing nematoda Haemonchus contortus . Karposit bersama dengan papain dan karpain merusak protein tubuh cacing. Hal tersebut akan melemaskan cacing sehingga cacing keluar dalam keadaan hidup. Karposit merupakan antelmentik yang bekerja sebagai vermifuga. Ipteknet (2007) menyatakan bahwa kandungan carposide (karposit) pada daun pepaya berkhasiat sebagai obat cacing.
Kandungan pepaya papain, karpain dan karposit mempunyai fungsi sebagai peluruh cacing nematoda, khususnya Haemonchus Contortus pada ternak kambing dan domba. Papain, karpain dan karposit menguraikan dan mencerna protein tubuh cacing sehingga cacing akan lemas. Getah pepaya tersebut bekerja sebagai vermifuga.

2.3  Pakan

Pakan atau feed adalah segala sesuatu yang dapat di makan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pakan dan pangan mempunyai banyak kemiripan, perbedaannya terletak pada cara pemanfaatan dan pengolahannya. Pada dasarnya, pakan ternak mengandung empat golongan zat makanan, yaitu protein, lemak, zat-zat mineral dan karbohidrat,.
Adapun karbohidrat sebagai unsur vital energi mendukung kehidupan ternak selain diperoleh dari lemakdan protein. Energi yang terkandung dalam pakan tersebut berfungsi untuk melangsungkan reaksi fisika dan biologi, aktivitas kehidupan (misalnya, bergerak, bernapas, pengaturan suhu tubuh, mencerna makanan, dan bereproduksi), melangsungkan pertumbuhan dan perkembangan, serta memproduksi daging, susu, telur dan tenaga(Nawawi dan Nurrohmah 2013).
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu bahan pakan adalah bahan baku pakan tidak boleh bersaing dengan bahan baku pangan. Produk utama pertanian yang merupakan bahan baku pakan sebaiknya di pilih dalam bentuk produk sampingan dan limbahnya. Hal tersebut dimaksudkan agar bahan baku dapat diperoleh dengan harga yang murah secara berkelanjutan. Sebagai contoh, produk samping dan limbah pengolahan padi menjadi beras merupakan bahan baku yang berlimpah untuk pakan, misalnya dedak, menir, sekam, dan jerami; harus tersedia dalam waktu yang lama (berkesinambungan); produksi bahan baku pakan yang dapat menjamin ketersediaannya; harga murah dan berkualitas baik. Bahan baku pakan yang memiliki kandungan yang jelek tidak akan digunakan meskipun harga absolutnya murah, ketersediaannya banyak, dan berkelanjutan.
Persaingan untuk mendapatkan bahan baku pangan manusia dan pakan ternak telah memberikan pilihan-pilihan yang harus dilakukan oleh pabrik pakan. Tujuannya agar bahan baku pakan mudah di peroleh dengan harga murah dan ketersediaannya berkelanjutan, baik jumlah maupun kualitasnya(Nawawi dan Nurrohmah 2013).
Bahan pakan sumber energi dapat berupa jagung kuning (>50%), bekatul, tapioka, polar atau wheat bran, minyak nabati dan lemak hewan. Protein nabati dapat diperoleh dari bungkil kedelai atau SBM (soybean meal), CGM (corn gluten meal), bungkil kacang tanah, bungkil kelapa, ampas kecap dan biji kapuk. Protein hewani diperoleh dari MBM (meat bone meal), tepung ikan dan PBM (poultry by product meal). Selain itu, dalam pakan juga mengandung zat-zat, seperti zat aditif (pencampuran atau premiks), vitamin, asam amino, pemacu pertumbuhan, koksidiostat, antijamur, antioksidan, perekat, pigmen, dan rasa (Retnani 2011).

2.4  Ayam Kampung

Beternak ayam kampung sebenarnya sudah memasyarakat, tidak seperti beternak ayam ras yang diusahakan dengan prinsip modern. Beternak ayam kampung masih dilakukan seadanya. Apalagi bagi peternak yang hanya memiliki sedikit ayam. Pemelilharaan dilakukan dengan cara diumbar, yaitu ayam mencari makan sendiri dan hanya diberi pakan seadanya.
Pemerintah juga mendukung peternakan ayam kampung. Gerakan Intab (Intensifikasi Ayam Buras) yang dicanangkan pemerintah merupakan perwujudan keinginan memajukan ternak ini(Nawawi dan Nurrohmah 2013).
Kelebihan ayam kampung sebagai ternak sangat banyak, diantaranya : 
1.      Jenis ayam ini dapat diusahakan dengan modal sedikit ataupun banyak. Masyarakat di pedesaan banyak yang mengusakannya sebagai sumber gizi keluarga maupun untuk menambah penghasilan. Sementara itu, peternak yang serius mengusahakan ayam kampung dalam skala menengah atau besar sebagai sumber pendapatan pun tak kurang jumlahnya.
2.      Ayam kampung ini perawatannya tidak rewel. Oleh karena itu, dikenal sebagai ayam lokal dengan daya adaptasi terhadap lingkungan yang cukup baik.
3.      Pemasaran  ayam kampung cukup mudah, setidaknya hingga saat ini konsumen Indonesia rata-rata lebih menyukai daging ayam kampung daripada daging ayam ras. Rasa daging ayam kampung jauh lebih lezat. Harga jual ayam kampung pun jauh lebih mahal dibandingkan dengan ayam ras. Telur yang dihasilkan harga jualnya lebih tinggi daripada telur ayam ras. Padahal, ukuran telur ayam kampung lebih kecil. Hal ini dikarenakan telur ayam kampung dipercaya memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan (Nawawi dan Nurrohmah 2013).

2.5  Syarat-Syarat Pakan Ayam

Menurut Nawawi dan Nurrohmah (2013) Pakan yang diberikan pada ayam sebaiknya memenuhi syarat-syarat berikut.
1)      Memenuhi syarat gizi
Kita tidak bisa seenaknya memberikan pakan pada ayam. Kandungan gizi pakan tersebut sebaiknya terpenuhi. Namun, biasanya peternak ayam kampung justru tidak mempedulikan hal itu. Bahan pakan diberikan begitu saja.
 Umumnya pakan yang diberikan didominasi oleh pakan sumber energi, sedangkan pakan sumber protein diberikan dalam jumlah yang sangat sedikit. Padahal pakan sumber protein itu yang penting untuk menunjang pertumbuhan ayam. Untuk itu, kita mesti mengetahui kandungan gizi yang terdapat dalam bahan dan kegunaanya sebelum diberikan pada ayam.
2)      Berharga murah
Konsentrat yang tersedia di pasar berharga cukup mahal. Untuk itu, sedapat mungkin kita mengguanakan bahan pakan campuran yang bila dihitung-hitung biayanya relatif murah. Bila pakan sudah menghabiskan banyak biaya, peternakan ayam kampung hanya akan menghasilkan untung yang sedikit.
3)      Bahannya mudah dicari
Sebisa mungkin gunakan bahan yang tersedia disekitar tempat tinggal kita. Bila tidak, bahan harus mudah dipesan dalam waktu relatif singkat. Dengan demikian, keberadaan pakan dapat selalu tersedia bagi ayam yang akan diternakkan.
4)      Kondisi bahan pakan baik
Bahan pakan yang kita peroleh haruslah dalam keadaan baik, tidak tengik, tidak berjamur, dan tidak tercemar oleh zat-zat yang berbahaya. Dalam situasi bisnis yang kompetitif, tidak jarang muncul pemalsuan bahan baku pakan. Hal ini jelas sangat merugikan.
Pengetahuan mengenai kualitas bahan pakan sangat perlu dalam pembuatan pakan. Kandungan gizi bahan pakan dapat dilihat pada buku-buku ilmu makanan ternak. Pemakaian bahan pakan yang sudah tidak baik misalnya tengik, berjamur, dan sebagainya akan menurunkan nilai gizi pakan.
Selain itu, perlu juga diketahui zat-zat antinutrisi atau racun (toxin dalam bahan pakan, meskipun bahan tersebut mempunyai kandungan gizi yang cukup baik. Zat racun yang dimaksud antara lain cyclopropenoid dalam biji kapuk, linomarin pada singkong, serta mimosin pada daun lamtoro dan daun turi.
Umumnya harga pakan bahan sumber protein lebih mahal dibanding bahan sumber energi. Bahan sumber protein ini bisa berasal dari hewan (protein hewani) atau dari tumbuhan (protein nabati) (Nawawi dan Nurrohmah 2013).




BAB III
METODE PENELITIAN
3.1  Populasi Dan Sampel Penelitian
3.1.1  Populasi
            Dalam penelitian ini,  populasi yang digunakan adalah ayam kampung di desa Dermasandi Kab. Tegal.
3.1.2        Sampel
Dari berbagai macam ayam kampung yang terdapat dalam kandang, teknik pengambilan sampel yang kita gunakan berjumlah 3 ekor ayam kampung yang berat badan sama, yaitu 300 gram pada populasi.

3.2  Variabel Penelitian
3.2.1  Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang diduga memiliki fungsi sebagai penyebab timbulnya variabel yang lain. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan ayam dengan 3 perlakuan yang berbeda, yaitu : P0 (dedak komersial 100%), P1 ( dedak komersial 75%  + 25% campuran limbah jeroan ikan sidat (Angullia sp) dan daun pepaya muda), dan P2 (dedak komersial 15% + 85% campuran limbah jeroan ikan sidat (Angullia sp) dan daun pepaya muda)


3.2.2  Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Yang dijadikan variabel terikat dalam penelitian ini adalah berat badan pada ayam kampung.

3.3  Prosedur Penelitian
            Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan yaitu pada bulan Agustus-September 2016. Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
            Secara rinci pelaksanaan penelitian ini seperti pada jadwal berikut    :
Waktu
Kegiatan
29-31 Agustus 2016
Penyusunan instrumen
4-10 September 2016
Pelaksanaan penelitian
11-16 September 2016
Pengolahan data
17-24 September 2016
Penyusunan laporan
Tabel 2. Waktu dan kegiatan pelaksanaan penelitian

3.4 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menerapkan metode eksperimental dengan menggunakan limbah jeroan ikan sidat (Angullia sp) dan campuran daun pepaya muda yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas beternak ayam di desa Dermasandi Kabupaten Tegal.
Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2016. Penyusun instrumen dilaksanakan pada akhir Agustus 2016. Pengumpulan data dan penyusunan laporan dilaksanakan pertengahan September 2016.

3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa 3 jenis pakan(perlakuan) berbeda yang diberikan pada ayam kampung. 3 jenis pakan(perlakuan) tersebut meliputi:
P0 : dedak komersial 100%
P1 : dedak komersial 75%  + 25% campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) dan daun pepaya muda
P2 : dedak komersial 15% + 85% campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) dan daun pepaya muda
Parameter penelitian yang diukur dalam penelitian ini adalah berat badat pada ayam kampung. 

3.6 Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan membandingkan berat badan pada ayam kampung yang telah diberi tiga perlakuan berbeda, yaitu:
  1. Ayam kampung yang diberi pakan hanya dengan dedak komersial dengan ukuran 100 g,
  2. Ayam kampung yang diberi pakan dengan dedek (25 g) dan campuran limbah ikan  daun pepaya muda (30 g),
  3. Ayam kampung yang diberi pakan dedak (20 g) dan campuran limbah ikan dan daun pepaya muda (50 g).


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1  Pengolahan Limbah Jeroan Ikan Sidat (Anguilla sp)
            Penelitian yang kami lakukan merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan alat dan bahan sebagai berikut:
4.1.1 Bahan dan alat   :
1.      Limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp)
2.      Daun pepaya muda 30 lembar
3.      Dedak 3 kg
4.      Tepung kanji 500 gram
5.      Kompor
6.      Panci rebus
7.      Mixer
8.      Pisau
9.      Talenan
10.  Baskom plastik
4.1.2 Cara Pembuatan :
1.      Siapkan semua bahan dan alat.
2.      Cuci daun pepaya dan potong daun pepaya kecil-kecil.
Description: C:\Users\USER\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG_20160917_200911.jpgDescription: C:\Users\USER\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG_20160917_201039.jpg
1.1  Proses pemotongan daun pepaya muda
3.      Setelah di potong kecil-kecil campurkan daun pepaya dengan limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) serta sedikit dedak kemudian mixer sampai  halus.
Description: C:\Users\USER\Pictures\foto\zayn malik\20160917_212541.jpgDescription: C:\Users\USER\Pictures\foto\zayn malik\20160917_213024.jpg
1.2  Proses pencampuran Limbah jeroan ikan Sidat (Anguilla sp) dengan daun pepaya muda
4.      Adonan yang telah halus ditambahkan 500 gram tepung kanji dan diaduk rata, kemudian  masukan ke dalam kantong plastik dan kukus selama 30 menit.
5.      Angkat adonan  diamkan adonan beberapa menit.
6.      Kemudian bentuk adonan tersebut menjadi pelet
7.      Jemur sampai kering  dibawah terik matahari.
8.      Setetelah kering siap dikonsumsi ayam kampung.
Description: C:\Users\USER\Pictures\foto\zayn malik\20160918_090959.jpgDescription: C:\Users\USER\Pictures\foto\zayn malik\20160918_090949.jpg
1.3 Hasil campuran limbah jeroan ikansidat (Anguilla sp) dengan daun pepaya muda
4.2  Perubahan Berat Badan Ayam
Data hasil penelitian tentang perubahan pemberian pakan pada ayam kampung adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Berat badan pada ayam kampung selama penelitian 1 minggu.
Perlakuan
Berat badan
P0
P1
P2
Berat badan awal
300
300
300
Hari ke-1
315
320
330
Hari ke-2
332
343
361
Hari ke-3
349
370
394
Hari ke-4
367
397
427
Hari ke-5
384
422
461
Hari ke-6
401
449
495
Hari ke-7
418
476
528

Tabel 3. Rerata berat badan ayam kampung selama 1 minggu
Perlakuan
Berat Badan
P0
Kenaikan
P1
Kenaikan
P2
Kenaikan
Berat badan awal
300
15 gram
300
20 gram
300
30 gram
Hari ke-1
315
17 gram
320
23 gram
330
31 gram
Hari ke-2
332
17 gram
343
27 gram
361
33 gram
Hari ke-3
349
18 gram
370
27 gram
394
33 gram
Hari ke-4
367
17 gram
397
25 gram
427
34 gram
Hari ke-5
384
15 gram
422
27 gram
461
34 gram
Hari ke-6
401
17 gram
449
28 gram
495
33 gram
Hari ke-7
418
17 gram
476
27 gram
528
33 gram

Gambar 4. Hasil penimbangan berat badan ayam kampung

Keterangan :
P0 :  dedak komersial 100%
P1 : dedak komersial 75%  + 25% campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) dan daun pepaya muda
P2 : dedak komersial 15% + 85% campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) dan daun pepaya muda
            Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada manfaat pada pemberian pakan yang berupa campuran limbah ikan dan daun pepaya muda terhadap berat badan ayam kampung. Hal ini disebabkan banyaknya kandungan protein yang terdapat pada ikan dan kandungan vitamin A, B1, C, kalori, protein, lemak, kalsium dan karbohidrat yang terdapat pada daun pepaya yang sesuai dengan kebutuhan ayam kampung.
            Dari hasil penelitian ini, rataan berat badan ayam yang diperoleh dalam setiap harinya adalah sebagai berikut :
1.        Ayam kampung yang diberi pakan hanya dengan dedak komersial dengan ukuran 100 g dapat menambah berat badan sekitar 17 g perharinya.
2.        Ayam kampung yang diberi pakan dengan dedak (25 g) dan campuran limbah ikan  daun pepaya muda (30 g) dapat menambah berat badan sekitar 27 g.
3.        Ayam kampung yang diberi pakan dengan dedak (20 g) dan campuran limbah jeroan ikan dan daun pepaya muda (50 g) dapat menambah berat badan sekitar 33 g.
Dari perlakuan ayam dengan berat badan sama dan pemberian pakan yang berbeda menunjukkan bahwa ayam yang diberi pakan dengan campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) dan daun pepaya muda menunjukkan kenaikan yang lebih nyata dari pada perlakuan yang hanya menggunakan pakan 100 % dedak.





BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
            Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan:
1.        Limbah jeroan ikan sidat (anguilla sp) dan daun pepaya muda dapat digunakan sebagai alternatif bahan pakan lokal sumber protein hewani untuk pakan ayam kampung, yaitu dengan cara proses pengolahan campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp)dan daun pepaya muda.
2.        Perubahan berat badan ayam dengan pemberian pakan campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) dan daun pepaya muda dapat meningkatkan berat badan pada ayam kampung.
a.    Ayam kampng  perlakuan kontrol ( hanya diberi pakan dedak 100%) berat  awal 300 gram, berat akhir 419 gram.
b.    Ayam kampung perlakuan pemberian campuran dedak 75% dan 25 % campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp), berat awal 300 gram berat akhir 489 gram.
c.    Ayam kampung perlakuan pemberian campuran dedak 15% dan 85 % campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp), berat awal 300 gram berat akhir 531 gram.
                              


5.2  Saran
            Penggunaan limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) sebagai campuran pakan untuk ayam kampung sangat dianjurkan, ini karena di Indonesia banyak terdapat sisa-sisa olahan ikan yang masih bisa dimanfaatkaan. Kandungan protein  yang ada pada limbah ikan masih tinggi sehingga sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan hewan ternak, khsusnya ayam .
Direkomendasikan kepada peternak ayam untuk mengembangkan inovasi dari limbah yang berasal dari jeroan ikan untuk meningkatkan kualitas hasil ternaknya.



DAFTAR PUSTAKA

Annonymousa. 2010. Penanganan Limbah Hasil Perikanan secara Biologis. http://eafrianto.wodpress/2009/12/10. Diunduh pada 11 September 2016
Nawawi T, Nurrohmah. 2013. Pakan Ayam kampung. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Nelson, J.S. 1994. Fishes Of The World, 3rd editions. John Wiley & Sons, Inc., New York, xv+600 pp.

Pratiwi, E. 1998. Mengenal Lebih Dekat Tentang Perikanan Sidat (Anguilla spp.). Warta Penelitian Perikanan Indonesia Vol. 4(4): 8-12

Retnani Yuli. 2011. Proses Produksi Pakan Ternak. Bogor(ID): Ghalia Indonesia.




Lampiran 1
BIODATA PESERTA DAN PEMBIMBING
A.    Nama peneliti                    : Fikri Hanan Ikbar
Tempat tanggal lahir         : Tegal, 23 Maret 2000
NIS                                   : 158971
NISN                                : 0006836209
Kelas                                 : XI IPA 2
Sekolah                             : SMA N 1 Pangkah
B.     Nama peneliti                    : Rizka Amaliyah    
Tempat tanggal lahir         : Tegal, 10 Oktober 2000
NIS                                   : 158983
NISN                                : 0006834615
Kelas                                 : XI IPA 2
Sekolah                             : SMA N 1 Pangkah
C.     Nama guru pembimbing    : Siti Suharti, S.Pd
Tempat tanggal lahir         : Purbalingga, 13 April 1973
NIP                                   : 19730413 200604 2 017
Pangkat/Gol                     : Penata Tk.1/III.d.
Mengampu mapel              : Biologi
Sekolah                             : SMA N 1 Pangkah
No. HP                              : 081575757652
D.    Judul penelitian                 : “Pemanfaatan Limbah Jeroan Ikan Sidat (Anguilla sp) Sebagai Campuran Pakan Ayam Kampung Di Desa Dermasandi Kab. Tegal Tahun 2016”.

Pangkah, 26 September 2016
Penulis




Fikri Hanan Ikbar                                Rizka Amaliyah
NIS. 158971                                       NIS. 158983

Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Pangkah




Siti Ati, S.Pd
NIP. 19720116 199702 2 001




Lampiran 2
Proses Pengolahan Limbah Jeroan Ikan Sidat dan Daun Pepaya Muda
Description: C:\Users\USER\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG_20160917_200911.jpgDescription: C:\Users\USER\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG_20160917_201039.jpg
1.1  Proses pemotongan daun pepaya muda
Description: C:\Users\USER\Pictures\foto\zayn malik\20160917_212541.jpgDescription: C:\Users\USER\Pictures\foto\zayn malik\20160917_213024.jpg
1.2  Proses pencampuran Limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) dengan daun pepaya muda
Description: C:\Users\USER\Pictures\foto\zayn malik\20160918_090949.jpg Description: C:\Users\USER\Pictures\foto\zayn malik\20160918_090959.jpg
1.3 Hasil campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp)dengan daun pepaya muda




Pemberian Pakan Pada Ayam Kampung
Description: P1070621 Description: P1070622
Description: P1070627 Description: P1070625
Description: P1070631 Description: P1070616
Description: P1070618 Description: P1070620





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Link Sholawat dan Puji-Pujian Santri Elmuna-vie

Do'a Pagi Elmuna-vie.mp3 https://www.4shared.com/mp3/sMbL7ZUZca/Doa_Pagi_Elmuna-vie.html Do'a Sore Elmuna-vie.mp3 https...