PEMANFAATAN LIMBAH JEROAN IKAN SIDAT
(Anguilla sp) SEBAGAI CAMPURAN
PAKAN AYAM KAMPUNG
DI DESA DERMASANDI KAB. TEGAL
TAHUN 2016
BIDANG SAINS, TEKNOLOGI, MATEMATIKA DAN REKAYASA

Disusun
oleh :
1.
Fikri
Hanan Ikbar NIS. 158971
2.
Rizka
Amaliyah NIS. 158983
PEMERINTAH
KABUPATEN TEGAL
DINAS
PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMA
NEGERI 1 PANGKAH
Jl.
Raya Kalikangkung, Kec. Pangkah, Kab. Tegal Telp. (0283442274) Kode Pos 52471
TAHUN
2016
LEMBAR
PENGESAHAN
1. Judul : Pemanfaatan Limbah Jeroan Ikan
Sidat (Anguilla sp) Sebagai Campuran Pakan Ayam Kampung Di Desa
Dermasandi Kab. Tegal Tahun 2016
2. Identitas Peneliti :
Nama :
1. Fikri Hanan Ikbar NIS.
158971
2. Rizka Amaliyah NIS. 158983
Sekolah :
SMA Negeri 1 Pangkah
3. Lokasi Penelitian : Desa Dermasandi Kec. Pangkah Kab. Tegal
4. Lama Penelitian : 3 minggu (29 Agustus - 24 September 2016)
Karya Ilmiah Laporan Hasil
Penelitian dengan judul tersebut di atas telah disetujui dan disahkan pada
tanggal 26 September 2016.
Pangkah, 26 September
2016
Penulis
Fikri Hanan Ikbar Rizka Amaliyah
NIS. 158971 NIS.
158983
Mengesahkan,
Kepala SMA N 1 Pangkah Pendamping,
Siti Ati, S.Pd Siti
Suharti, S.Pd
NIP. 19720116 199702 2
001 NIP.
19730413 200604 2 017
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN STATUS NASKAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
1. Fikri Hanan Ikbar NIS. 158971
2. Rizka Amaliyah NIS. 158983
Sekolah
: SMA Negeri 1 Pangkah
Kelas :
XI IPA 2
Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah
penelitian yang kami buatdengan judul :
“Pemanfaatan
Limbah Jeroan Ikan Sidat (Anguilla sp) Sebagai Campuran Pakan Ayam
Kampung Di Desa Dermasandi Kab. Tegal Tahun 2016”
adalah benar-benar asli, bukan
jiplakan orang lain dan belum pernah dilombakan.
Demikian
pernyataan ini kami buat dan apabila ternyata karya ilmiah ini tidak asli, saya
bersedia dituntut sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Pangkah, 26 September
2016
Penulis
Fikri Hanan Ikbar Rizka Amaliyah
NIS. 158971 NIS. 158983
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Pangkah
Siti Ati, S.Pd
NIP. 19720116 199702 2 001
ABSTRAK
“Pemanfaatan
Limbah Jeroan Ikan Sidat (Anguilla sp) Sebagai Campuran Pakan Ayam
Kampung Di Desa Dermasandi Kab. Tegal Tahun 2016”
Fikri
Hanan Ikbar dan Rizka Amaliyah
Masyarakat
Dermasandi menganggap limbah hanya buangan yang tidak bermanfaat dan tidak
bernilai ekonomis, padahal limbah juga dapat bermanfaat dan bernilai ekonomis.
Seperti halnya pada limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp), ikan
ini berpotensi sebagai campuran pakan
ternak unggas, khususnya pada ayam kampung. Karena limbah jeroan ikan sidat (Anguilla
sp) ini memiliki kandungan protein
yang sangat tinggi.Pemberian pakan limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) dengan campuran daun pepaya muda untuk
menambah berat dadan dan menjaga kesehatan ayam kampung.
Penelitian
ini menerapkan metode eksperimental dengan menggunakan limbah jeroan ikan sidat
(Anguilla sp) dan campuran daun pepaya muda yang bertujuan untuk memperbaiki
kualitas berternak ayam.Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan
proses pengolahan pakan ayam dengan campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla
sp) dan daun pepaya muda serta mendeskripsikan perubahan berat badan ayam
dengan pemberian pakan campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp)
dan daun pepaya muda.
Kata kunci : Limbah jeroan ikan sidat (Anguilla
sp), campuran pakan ayam.
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmat-Nya
sehingga penulisan karya ilmiah dengan judul “Pemanfaatan Limbah Jeroan Ikan
Sidat (Anguilla sp) sebagai Campuran Pakan Ayam Kampung di desa
Dermasandi Kab. Tegal Tahun 2016” dapat diselesaikan.
Karya tulis ilmiah ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan informasi di kalangan peternak ayam khususnya untuk
meningkatkan kualitas dalam beternak ayam.
Penulis menyadari karya ilmiah ini
tidak akan terwujud tanpa bantuan berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terima
kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu demi terwujudnya
penulisan karya ilmiah ini.
Penulis juga menyadari bahwa
penyusunan karya ilmiah masih jauh dari sempurna untuk itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan untuk perbaikan dimasa mendatang.
Akhirnya penulis berharap semoga
karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan para peternak
ayam.
Penulis
DAFTAR
ISI
ABSTRAKiv
Lampiran 126-27
Lampiran 228-29
DAFTAR
GAMBAR
DAFTAR
TABEL
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran 126-27
Lampiran 228-29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Masyarakat indonesia banyak yang belum
dapat memanfaatkan limbah dengan baik. Masyarakat menganggap limbah hanya
buangan yang dihasilkan dari proses produksi baik produksi industri maupun
produksi domestik. Limbah ini pada suatu saat dan tempat tertentu dapat menjadi
barang yang dikehendaki lingkungan karena memiliki nilai ekonomis. Hal ini juga
terjadi di desa Dermasandi, Kab. Tegal yang bermata pencaharian pengolahan ikan
asap yang lebih dikenal dengan sebutan larak dari jenis ikan sidat (Anguilla
sp).
Ikan-ikan yang akan diolah menjadi ikan
asap hanya diambil bagian dagingnya saja, sehingga menghasilkan banyak limbah.
Padahal limbah ikan ini memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Memang
masyarakat Dermasandi belum mengetahui dan memanfaatkan limbah ikan untuk
keperluan lain. Limbah ikan hanya di buang begitu saja, sehingga sering
menimbulkan bau yang tidak sedap disekitarnya.
Selain sebagai pengolah ikan asap, di
desa Dermasandi juga banyak dipelihara hewan ternak seperti ayam kampung.
Ayam-ayam ini belum terpelihara secara baik, dengan makan seadanya. Ayam yang
ada terlihat sangat kurus, padahal disekelilingnya banyak protein yang bisa
dimanfaatkan.
Maka dari itu kami mencoba memanfaatkan
limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) untuk campuran pakan ayam, dengan
harapan dapat mengurangi masalah limbah dan meningkatkan kualitas pakan ayam
sehingga berat badan ayam menjadi meningkat.
1.2
Rumusan Masalah
Ÿ Bagaimanakah proses pengolahan pakan
ayam dengan campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) dan daun
pepaya muda?
Ÿ Seberapa besar perubahan berat badan
ayam dengan pemberian pakan campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp)
dan daun pepaya muda?
1.3
Tujuan
·
Mendeskripsikan
proses pengolahan pakan ayam dengan campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla
sp) dan daun pepaya muda.
·
Mendeskripsikan
perubahan berat badan ayam dengan pemberian pakan campuran limbah jeroan ikan
sidat (Anguilla sp) dan daun pepaya muda.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Limbah adalah buangan
yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah
tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah yang
dihasilkan dari kegiatan perikanan masih cukup tinggi, yaitu sekitar 20-30
persen. Produksi ikan yang telah mencapai 6.5 juta ton pertahun. Hal
ini berarti sekitar 2 juta ton terbuang sebagai limbah.
Limbah yang dihasilkan dari kegiatan perikanan adalah berupa (Annonymousa,
2010):
- Ikan curah yang bernilai ekonomis rendah
sehingga belum banyak dimanfaatkan sebagai pangan,
- Bagian daging ikan
yang tidak dimanfaatkan dari rumah makan, rumah tangga, industri
pengalengan, atau industri pemiletan,
- Ikan yang tidak
terserap oleh pasar, terutama pada musim produksi ikan
melimpah, dan
- Kesalahan
penanganan dan pengolahan.
Berdasarkan karakternya
limbah dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu limbah yang masih dapat
dimanfaatkan dan sudah tidak dapat dimanfaatkan. Limbah perikanan
berbentuk padatan, cairan dan gas. Limbah tersebut ada yang berbahaya dan
sebagian lagi beracun. Limbah padatan memiliki ukuran bervariasi, mulai
beberapa mikron hingga beberapa gram atau kilogram (Annonymous, 2010).
Menurut
Nelson (1994) ikan sidat diklasifikasikan sebagai berikut:
Filum
:
Chordata
Kelas
:
Actinopterygii
Subkelas
: Neopterygii
Division
: Teleostei
Ordo
: Anguilliformes
Famili
:
Anguillidae
Genus
:
Anguilla
Species
: Anguilla sp.
Nama spesies : Anguilla sp
Sidat
(Anguilla sp) merupakan ikan konsumsi yang memiliki nilai ekonomis
penting baik untuk pasar lokal maupun luar negeri. Permintaan pasar akan ikan
sidat sangat tinggi mencapai 500.000 ton per tahun terutama dari Jepang dan
Korea, pemasok utama sidat adalah China dan Taiwan (Anonim, 2006). Sidat yang
dikenal dengan ’unagi’ di Jepang sangat mahal harganya karena memiliki
kandungan protein 16,4% dan vitamin A yang tinggi sebesar 4700IU (Pratiwi,
1998)
2.2 Daun Pepaya Muda Untuk Tambahan Pakan
Tanaman pepaya
hampir semua bagiannya mulai dari akar, daun, getah sampai biji secara empiris
sudah dipergunakan sebagai antelmetik. Diduga, zat aktif dalam pepaya adalah
papain, karpain dan karposit. Papain melemaskan cacing dengan cara merusak
protein tubuh cacing dan cacing akan keluar dalam keadaan hidup.
Pemeriksaan efek
antelmentik papain kasar terhadap cacing lambung Haemonchus contortus
secara in vivo pada ayam terinfeksi dilakukan. Hasilnya
menunjukkan bahwa pemberian papain kasar sampai 0,6 g / kg bobot badan
menyebabakan penurunan jumlah cacing dan telurnya.
Ipteknet (2007)
menyatakan bahwa tanaman papaya mengandung papain yang dapat memanjangkan daya
cerna pepsin sehingga pencernaan lebih sempurna. Papain mempunyai daya anti
cacing pita, cacing gelang, cacing keremi dan cacing tambang.
Enzim papain
merupakan enzim yang terdapat dalam getah papaya. Enzim papain bersifat proteolitik
yaitu mengkatalis ikatan peptida pada protein menjadi senyawa-senyawa yang
lebih sederhana seperti dipeptida asam amino. Kualitas getah sangat menentukan
aktivitas proteolitik dan kualitas tersebut tergantung pada bagian tanaman asal
tersebut. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, bagian tanaman yang
mengandung getah dengan kualitas aktivitas proteolitik yang baik ada pada
bagian buah, batang dan daun. Sifat enzim papain antara lain dapat bekerja
optimum pada suhu antara 50 – 60 o C dan pH 5 – 7, serta memilki aktifitas
proteolitik antara 70 – 1000 unit / gram. Aktivitas enzim selain dipengaruhi
oleh proses pembuatannya juga dipengaruhi oleh umur dan jenis varietas pepaya
yang digunakan.
Papain merupakan
satu dari enzim paling kuat yang dihasilkan oleh seluruh bagian tanaman pepaya.
Enzim adalah molekul kompleks yang diproduksi makhluk hidup untuk mempercepat
reaksi kimia dalam sel. Pada pepaya, getah termasuk enzim proteolitik dan
protein dasarnya memecah protein menjadi pepton. Kadar papain dan kimopapain
dalam pepaya muda berturut-turut adalah 10 % dan 45 %. Kimopapain merupakan
enzim yang paling banyak terdapat dalam getah pepaya. Daya kerjanya mirip
dengan papain, tetapi mempunyai daya tahan panas yang lebih besar. Kimopapain
lebih tahan terhadap keasaman tinggi, bahkan stabil dan masih aktif pd pH 2,0.
Kedua enzim ini
memiliki kemampuan menguraikan ikatan-ikatan dalam molekul protein, sehingga
protein terurai menjadi polipeptida dan dipeptida. Hal tersebut jika bekerja
pada cacing maka enzimnya akan menguraikan protein tubuh cacing, sehingga
cacing menjadi lemas dan akan dikeluarkan dalam keadaan hidup (vermifuga).
Karpain efektif
dalam menghambat kinerja beberapa mikroorganisme. Karpain mencerna
mikroorganisme dan mengubahnya menjadi senyawa turunan pepton. Inang pun
kekurangan makanan danmati. Ramsamawy dan Sirsi menyatakan bahwa jumlah senyawa
karpain dalam getah pepaya mencapai 0,4 % serta membuktikan bahwa dosis 0,01 %
karpain dalam ethanol dapat menghambat perkembangan lymphoid dan lymphosis
leukimia.
Karpain yang
merupakan senyawa alkaloid, bekerja efektif mencerna mikroorganisme, sehingga
inang kekurangan makanan. Hal tersebut juga terjadi pada cacing nematoda
Haemonchus contortus. Akibat karpain, maka protein tubuh cacing dicerna, sehingga
cacing akan lemas dan akan keluar dari tubuh inang dalam keadaan hidup (bekerja
sebagai vermifuga). Menurut Ipteknet (2007) pada daun, akar dan buah terdapat
karpain yang efektif sebagai anti cacing.
Karposit
merupakan senyawa yang terdapat dalam getah pepaya. Kandungan karposit lebih
banyak terdapat pada daun pepaya. Karposit mempunyai fungsi yang hampir sama
dengan papain dan karpain. Karposit merupakan senyawa yang aktif sebagai
peluruh cacing nematoda Haemonchus contortus . Karposit bersama dengan papain
dan karpain merusak protein tubuh cacing. Hal tersebut akan melemaskan cacing
sehingga cacing keluar dalam keadaan hidup. Karposit merupakan antelmentik yang
bekerja sebagai vermifuga. Ipteknet (2007) menyatakan bahwa kandungan carposide
(karposit) pada daun pepaya berkhasiat sebagai obat cacing.
Kandungan pepaya
papain, karpain dan karposit mempunyai fungsi sebagai peluruh cacing nematoda,
khususnya Haemonchus Contortus pada ternak kambing dan domba. Papain, karpain
dan karposit menguraikan dan mencerna protein tubuh cacing sehingga cacing akan
lemas. Getah pepaya tersebut bekerja sebagai vermifuga.
2.3 Pakan
Pakan
atau feed adalah segala sesuatu yang
dapat di makan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pakan dan pangan
mempunyai banyak kemiripan, perbedaannya terletak pada cara pemanfaatan dan
pengolahannya. Pada dasarnya, pakan ternak mengandung empat golongan zat
makanan, yaitu protein, lemak, zat-zat mineral dan karbohidrat,.
Adapun
karbohidrat sebagai unsur vital energi mendukung kehidupan ternak selain diperoleh
dari lemakdan protein. Energi yang terkandung dalam pakan tersebut berfungsi
untuk melangsungkan reaksi fisika dan biologi, aktivitas kehidupan (misalnya,
bergerak, bernapas, pengaturan suhu tubuh, mencerna makanan, dan bereproduksi),
melangsungkan pertumbuhan dan perkembangan, serta memproduksi daging, susu,
telur dan tenaga(Nawawi dan Nurrohmah 2013).
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh
suatu bahan pakan adalah bahan baku pakan tidak boleh bersaing dengan bahan
baku pangan. Produk utama pertanian yang merupakan bahan baku pakan sebaiknya
di pilih dalam bentuk produk sampingan dan limbahnya. Hal tersebut dimaksudkan
agar bahan baku dapat diperoleh dengan harga yang murah secara berkelanjutan.
Sebagai contoh, produk samping dan limbah pengolahan padi menjadi beras
merupakan bahan baku yang berlimpah untuk pakan, misalnya dedak, menir, sekam,
dan jerami; harus tersedia dalam waktu yang lama (berkesinambungan); produksi
bahan baku pakan yang dapat menjamin ketersediaannya; harga murah dan
berkualitas baik. Bahan baku pakan yang memiliki kandungan yang jelek tidak
akan digunakan meskipun harga absolutnya murah, ketersediaannya banyak, dan
berkelanjutan.
Persaingan untuk
mendapatkan bahan baku pangan manusia dan pakan ternak telah memberikan
pilihan-pilihan yang harus dilakukan oleh pabrik pakan. Tujuannya agar bahan
baku pakan mudah di peroleh dengan harga murah dan ketersediaannya
berkelanjutan, baik jumlah maupun kualitasnya(Nawawi dan Nurrohmah 2013).
Bahan pakan
sumber energi dapat berupa jagung kuning (>50%), bekatul, tapioka, polar
atau wheat bran, minyak nabati dan
lemak hewan. Protein nabati dapat diperoleh dari bungkil kedelai atau SBM (soybean meal), CGM (corn gluten meal), bungkil kacang tanah, bungkil kelapa, ampas
kecap dan biji kapuk. Protein hewani diperoleh dari MBM (meat bone meal), tepung ikan dan PBM (poultry by product meal). Selain itu, dalam pakan juga mengandung
zat-zat, seperti zat aditif (pencampuran
atau premiks), vitamin, asam amino, pemacu pertumbuhan, koksidiostat,
antijamur, antioksidan, perekat, pigmen, dan rasa (Retnani 2011).
2.4
Ayam Kampung
Beternak
ayam kampung sebenarnya sudah memasyarakat, tidak seperti beternak ayam ras
yang diusahakan dengan prinsip modern. Beternak ayam kampung masih dilakukan
seadanya. Apalagi bagi peternak yang hanya memiliki sedikit ayam. Pemelilharaan
dilakukan dengan cara diumbar, yaitu ayam mencari makan sendiri dan hanya
diberi pakan seadanya.
Pemerintah
juga mendukung peternakan ayam kampung. Gerakan Intab (Intensifikasi Ayam
Buras) yang dicanangkan pemerintah merupakan perwujudan keinginan memajukan
ternak ini(Nawawi dan Nurrohmah 2013).
Kelebihan
ayam kampung sebagai ternak sangat banyak, diantaranya :
1. Jenis ayam ini dapat diusahakan dengan
modal sedikit ataupun banyak. Masyarakat di pedesaan banyak yang mengusakannya
sebagai sumber gizi keluarga maupun untuk menambah penghasilan. Sementara itu,
peternak yang serius mengusahakan ayam kampung dalam skala menengah atau besar
sebagai sumber pendapatan pun tak kurang jumlahnya.
2. Ayam kampung ini perawatannya tidak
rewel. Oleh karena itu, dikenal sebagai ayam lokal dengan daya adaptasi terhadap
lingkungan yang cukup baik.
3. Pemasaran ayam kampung cukup mudah, setidaknya hingga
saat ini konsumen Indonesia rata-rata lebih menyukai daging ayam kampung
daripada daging ayam ras. Rasa daging ayam kampung jauh lebih lezat. Harga jual
ayam kampung pun jauh lebih mahal dibandingkan dengan ayam ras. Telur yang
dihasilkan harga jualnya lebih tinggi daripada telur ayam ras. Padahal, ukuran
telur ayam kampung lebih kecil. Hal ini dikarenakan telur ayam kampung
dipercaya memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan (Nawawi dan Nurrohmah 2013).
2.5
Syarat-Syarat Pakan Ayam
Menurut Nawawi
dan Nurrohmah (2013) Pakan yang diberikan pada ayam sebaiknya memenuhi
syarat-syarat berikut.
1) Memenuhi syarat gizi
Kita tidak bisa seenaknya memberikan
pakan pada ayam. Kandungan gizi pakan tersebut sebaiknya terpenuhi. Namun,
biasanya peternak ayam kampung justru tidak mempedulikan hal itu. Bahan pakan
diberikan begitu saja.
Umumnya pakan yang diberikan didominasi oleh
pakan sumber energi, sedangkan pakan sumber protein diberikan dalam jumlah yang
sangat sedikit. Padahal pakan sumber protein itu yang penting untuk menunjang
pertumbuhan ayam. Untuk itu, kita mesti mengetahui kandungan gizi yang terdapat
dalam bahan dan kegunaanya sebelum diberikan pada ayam.
2) Berharga murah
Konsentrat yang tersedia di pasar berharga
cukup mahal. Untuk itu, sedapat mungkin kita mengguanakan bahan pakan campuran
yang bila dihitung-hitung biayanya relatif murah. Bila pakan sudah menghabiskan
banyak biaya, peternakan ayam kampung hanya akan menghasilkan untung yang
sedikit.
3) Bahannya mudah dicari
Sebisa mungkin gunakan bahan yang
tersedia disekitar tempat tinggal kita. Bila tidak, bahan harus mudah dipesan
dalam waktu relatif singkat. Dengan demikian, keberadaan pakan dapat selalu
tersedia bagi ayam yang akan diternakkan.
4) Kondisi bahan pakan baik
Bahan pakan yang kita
peroleh haruslah dalam keadaan baik, tidak tengik, tidak berjamur, dan tidak
tercemar oleh zat-zat yang berbahaya. Dalam situasi bisnis yang kompetitif,
tidak jarang muncul pemalsuan bahan baku pakan. Hal ini jelas sangat merugikan.
Pengetahuan mengenai kualitas bahan
pakan sangat perlu dalam pembuatan pakan. Kandungan gizi bahan pakan dapat
dilihat pada buku-buku ilmu makanan ternak. Pemakaian bahan pakan yang sudah
tidak baik misalnya tengik, berjamur, dan sebagainya akan menurunkan nilai gizi
pakan.
Selain
itu, perlu juga diketahui zat-zat antinutrisi atau racun (toxin dalam bahan
pakan, meskipun bahan tersebut mempunyai kandungan gizi yang cukup baik. Zat
racun yang dimaksud antara lain cyclopropenoid
dalam biji kapuk, linomarin pada singkong, serta mimosin pada daun lamtoro dan
daun turi.
Umumnya
harga pakan bahan sumber protein lebih mahal dibanding bahan sumber energi.
Bahan sumber protein ini bisa berasal dari hewan (protein hewani) atau dari
tumbuhan (protein nabati) (Nawawi dan Nurrohmah 2013).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Populasi Dan Sampel Penelitian
3.1.1 Populasi
Dalam
penelitian ini, populasi yang digunakan
adalah ayam kampung di desa Dermasandi Kab. Tegal.
3.1.2
Sampel
Dari berbagai macam
ayam kampung yang terdapat dalam kandang, teknik pengambilan sampel yang kita
gunakan berjumlah 3 ekor ayam kampung yang berat badan sama, yaitu 300 gram
pada populasi.
3.2
Variabel Penelitian
3.2.1 Variabel bebas
Variabel
bebas adalah variabel yang diduga memiliki fungsi sebagai penyebab timbulnya
variabel yang lain. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pakan ayam dengan 3 perlakuan yang berbeda, yaitu : P0 (dedak komersial 100%),
P1 ( dedak komersial 75% + 25% campuran
limbah jeroan ikan sidat (Angullia sp) dan daun pepaya muda), dan P2
(dedak komersial 15% + 85% campuran limbah jeroan ikan sidat (Angullia sp)
dan daun pepaya muda)
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat
adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Yang dijadikan variabel
terikat dalam penelitian ini adalah berat badan pada ayam kampung.
3.3
Prosedur Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan selama 1 bulan yaitu pada bulan Agustus-September 2016. Adapun
prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Secara
rinci pelaksanaan penelitian ini seperti pada jadwal berikut :
Waktu
|
Kegiatan
|
29-31 Agustus 2016
|
Penyusunan instrumen
|
4-10 September 2016
|
Pelaksanaan penelitian
|
11-16 September 2016
|
Pengolahan data
|
17-24 September 2016
|
Penyusunan laporan
|
Tabel 2. Waktu dan
kegiatan pelaksanaan penelitian
3.4 Metode Pengumpulan Data
Penelitian
ini menerapkan metode eksperimental dengan menggunakan limbah jeroan ikan sidat
(Angullia sp) dan campuran daun pepaya muda yang bertujuan untuk
memperbaiki kualitas beternak ayam di desa Dermasandi Kabupaten Tegal.
Penelitian
dilaksanakan pada bulan September 2016. Penyusun instrumen dilaksanakan pada
akhir Agustus 2016. Pengumpulan data dan penyusunan laporan dilaksanakan
pertengahan September 2016.
3.5
Instrumen Penelitian
Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa 3 jenis pakan(perlakuan) berbeda yang
diberikan pada ayam kampung. 3 jenis pakan(perlakuan) tersebut meliputi:
P0 : dedak
komersial 100%
P1 : dedak komersial 75% + 25% campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) dan daun pepaya muda
P2 : dedak komersial 15% + 85% campuran
limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp)
dan daun pepaya muda
Parameter
penelitian yang diukur dalam penelitian ini adalah berat badat pada ayam
kampung.
3.6 Analisis Data
Analisis data
yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan membandingkan berat badan pada
ayam kampung yang telah diberi tiga perlakuan berbeda, yaitu:
- Ayam
kampung yang diberi pakan hanya dengan dedak komersial dengan ukuran 100
g,
- Ayam
kampung yang diberi pakan dengan dedek (25 g) dan campuran limbah
ikan daun pepaya muda (30 g),
- Ayam
kampung yang diberi pakan dedak (20 g) dan campuran limbah ikan dan daun
pepaya muda (50 g).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Pengolahan Limbah Jeroan Ikan Sidat (Anguilla sp)
Penelitian yang kami lakukan
merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan alat dan bahan sebagai
berikut:
4.1.1
Bahan dan alat :
1. Limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp)
2. Daun pepaya muda 30 lembar
3. Dedak 3 kg
4. Tepung kanji 500 gram
5. Kompor
6. Panci rebus
7. Mixer
8. Pisau
9. Talenan
10. Baskom plastik
4.1.2
Cara Pembuatan :
1. Siapkan semua bahan dan alat.
2. Cuci daun pepaya dan potong daun pepaya
kecil-kecil.


1.1 Proses pemotongan daun pepaya muda
3. Setelah di potong kecil-kecil campurkan
daun pepaya dengan limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) serta sedikit dedak kemudian mixer sampai halus.


1.2 Proses pencampuran Limbah jeroan ikan Sidat (Anguilla sp) dengan daun pepaya muda
4.
Adonan
yang telah halus ditambahkan 500 gram tepung kanji dan diaduk rata, kemudian masukan ke dalam kantong plastik dan kukus
selama 30 menit.
5.
Angkat
adonan diamkan adonan beberapa menit.
6.
Kemudian
bentuk adonan tersebut menjadi pelet
7.
Jemur
sampai kering dibawah terik matahari.
8.
Setetelah
kering siap dikonsumsi ayam kampung.


1.3 Hasil campuran limbah jeroan ikansidat (Anguilla sp) dengan daun pepaya muda
4.2 Perubahan Berat Badan Ayam
Data
hasil penelitian tentang perubahan pemberian pakan pada ayam kampung adalah
sebagai berikut :
Tabel
2. Berat badan pada ayam kampung selama penelitian 1 minggu.
Perlakuan
|
Berat badan
|
||
P0
|
P1
|
P2
|
|
Berat badan awal
|
300
|
300
|
300
|
Hari ke-1
|
315
|
320
|
330
|
Hari ke-2
|
332
|
343
|
361
|
Hari ke-3
|
349
|
370
|
394
|
Hari ke-4
|
367
|
397
|
427
|
Hari ke-5
|
384
|
422
|
461
|
Hari ke-6
|
401
|
449
|
495
|
Hari ke-7
|
418
|
476
|
528
|
Tabel 3. Rerata
berat badan ayam kampung selama 1 minggu
Perlakuan
|
Berat Badan
|
|||||
P0
|
Kenaikan
|
P1
|
Kenaikan
|
P2
|
Kenaikan
|
|
Berat badan awal
|
300
|
15 gram
|
300
|
20 gram
|
300
|
30 gram
|
Hari ke-1
|
315
|
17 gram
|
320
|
23 gram
|
330
|
31 gram
|
Hari ke-2
|
332
|
17 gram
|
343
|
27 gram
|
361
|
33 gram
|
Hari ke-3
|
349
|
18 gram
|
370
|
27 gram
|
394
|
33 gram
|
Hari ke-4
|
367
|
17 gram
|
397
|
25 gram
|
427
|
34 gram
|
Hari ke-5
|
384
|
15 gram
|
422
|
27 gram
|
461
|
34 gram
|
Hari ke-6
|
401
|
17 gram
|
449
|
28 gram
|
495
|
33 gram
|
Hari ke-7
|
418
|
17 gram
|
476
|
27 gram
|
528
|
33 gram
|

Gambar 4. Hasil
penimbangan berat badan ayam kampung
Keterangan :
P0 : dedak komersial 100%
P1 : dedak komersial 75% + 25% campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) dan daun pepaya muda
P2 : dedak komersial 15% + 85% campuran
limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp)
dan daun pepaya muda
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ada manfaat pada pemberian pakan yang berupa
campuran limbah ikan dan daun pepaya muda terhadap berat badan ayam kampung.
Hal ini disebabkan banyaknya kandungan protein yang terdapat pada ikan dan
kandungan vitamin A, B1, C, kalori, protein, lemak, kalsium dan karbohidrat
yang terdapat pada daun pepaya yang sesuai dengan kebutuhan ayam kampung.
Dari
hasil penelitian ini, rataan berat badan ayam yang diperoleh dalam setiap
harinya adalah sebagai berikut :
1.
Ayam
kampung yang diberi pakan hanya dengan dedak komersial dengan ukuran 100 g
dapat menambah berat badan sekitar 17 g perharinya.
2.
Ayam
kampung yang diberi pakan dengan dedak (25 g) dan campuran limbah ikan daun pepaya muda (30 g) dapat menambah berat
badan sekitar 27 g.
3.
Ayam
kampung yang diberi pakan dengan dedak (20 g) dan campuran limbah jeroan ikan
dan daun pepaya muda (50 g) dapat
menambah berat badan sekitar 33 g.
Dari
perlakuan ayam dengan berat badan sama dan pemberian pakan yang berbeda
menunjukkan bahwa ayam yang diberi pakan dengan campuran limbah jeroan ikan
sidat (Anguilla sp) dan daun pepaya
muda menunjukkan kenaikan yang lebih nyata dari pada perlakuan yang hanya
menggunakan pakan 100 % dedak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan:
1.
Limbah
jeroan ikan sidat (anguilla sp) dan
daun pepaya muda dapat digunakan sebagai alternatif bahan pakan lokal sumber
protein hewani untuk pakan ayam kampung, yaitu dengan cara proses pengolahan
campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla
sp)dan daun pepaya muda.
2.
Perubahan
berat badan ayam dengan pemberian pakan campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla
sp) dan daun pepaya muda dapat meningkatkan berat badan pada ayam kampung.
a. Ayam kampng perlakuan kontrol ( hanya diberi pakan dedak
100%) berat awal 300 gram, berat akhir
419 gram.
b. Ayam kampung perlakuan pemberian
campuran dedak 75% dan 25 % campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp), berat awal 300 gram berat
akhir 489 gram.
c. Ayam kampung perlakuan pemberian
campuran dedak 15% dan 85 % campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp), berat awal 300 gram berat
akhir 531 gram.
5.2 Saran
Penggunaan
limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp) sebagai campuran pakan untuk ayam
kampung sangat dianjurkan, ini karena di Indonesia banyak terdapat sisa-sisa
olahan ikan yang masih bisa dimanfaatkaan. Kandungan protein yang ada pada limbah ikan masih tinggi
sehingga sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan hewan ternak, khsusnya
ayam .
Direkomendasikan
kepada peternak ayam untuk mengembangkan inovasi dari limbah yang berasal dari
jeroan ikan untuk meningkatkan kualitas hasil ternaknya.
DAFTAR
PUSTAKA
Annonymousa. 2010. Penanganan Limbah Hasil Perikanan
secara Biologis. http://eafrianto.wodpress/2009/12/10. Diunduh pada 11 September 2016
Nawawi T, Nurrohmah. 2013. Pakan Ayam kampung. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya.
Nelson, J.S. 1994. Fishes Of The
World, 3rd editions. John Wiley & Sons, Inc., New York, xv+600 pp.
Pratiwi, E. 1998. Mengenal Lebih
Dekat Tentang Perikanan Sidat (Anguilla spp.). Warta Penelitian
Perikanan Indonesia Vol. 4(4): 8-12
Retnani Yuli.
2011. Proses Produksi Pakan Ternak.
Bogor(ID): Ghalia Indonesia.
Lampiran
1
BIODATA
PESERTA DAN PEMBIMBING
A.
Nama
peneliti : Fikri Hanan
Ikbar
Tempat
tanggal lahir : Tegal, 23 Maret
2000
NIS
: 158971
NISN : 0006836209
Kelas : XI IPA 2
Sekolah : SMA N 1 Pangkah
B.
Nama
peneliti : Rizka
Amaliyah
Tempat
tanggal lahir : Tegal, 10 Oktober
2000
NIS
: 158983
NISN : 0006834615
Kelas : XI IPA 2
Sekolah : SMA N 1 Pangkah
C.
Nama
guru pembimbing : Siti Suharti, S.Pd
Tempat
tanggal lahir : Purbalingga, 13
April 1973
NIP : 19730413
200604 2 017
Pangkat/Gol : Penata Tk.1/III.d.
Mengampu
mapel : Biologi
Sekolah : SMA N 1 Pangkah
No.
HP :
081575757652
D.
Judul
penelitian : “Pemanfaatan
Limbah Jeroan Ikan Sidat (Anguilla sp) Sebagai Campuran Pakan Ayam
Kampung Di Desa Dermasandi Kab. Tegal Tahun 2016”.
Pangkah, 26 September 2016
Penulis
Fikri
Hanan Ikbar Rizka
Amaliyah
NIS.
158971 NIS.
158983
Mengetahui,
Kepala
SMA N 1 Pangkah
Siti
Ati, S.Pd
NIP.
19720116 199702 2 001
Lampiran 2
Proses
Pengolahan Limbah Jeroan Ikan Sidat dan Daun Pepaya Muda


1.1 Proses pemotongan daun pepaya muda


1.2 Proses pencampuran Limbah jeroan ikan sidat (Anguilla
sp) dengan daun pepaya muda


1.3
Hasil
campuran limbah jeroan ikan sidat (Anguilla sp)dengan daun pepaya muda
Pemberian Pakan Pada Ayam Kampung








Tidak ada komentar:
Posting Komentar